Langsung ke konten utama

Hidup Dalam kehendak Tuhan Yang Sempurna

Efesus 5:17
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ada beberapa faktor penyebab mengapa kita hidup dalam kehendak Tuhan yang sempurna:

1. Kita tidak mempunyai firman Tuhan sebab kita tidak mendengarkannya.

1 Samuel 3:7
Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.”
Kita bisa mengetahui kehendak Tuhan melalui firman Tuhan.
Oleh karena itu kita harus suka mempelajari firman Tuhan; mendengarkan kotbah- kotbah yang diurapi dan kita juga harus melatih diri untuk bisa mendengarkan suara Tuhan.
Kebanyakan orang berada dalam kehendak Tuhan yang tidak sempurna karena mereka tidak mendengarkan suara Tuhan. Anda bisa mendengarkan suara Tuhan hanya apabila Anda berbicara kepada Tuhan; dan Anda suka berada dalam hadirat Tuhan.

2. Tuhan memberikan kita kehendak bebas.

Yohanes 1:12
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”
Inilah yang menakjubkan, Tuhan tidak memaksa siapa pun untuk mengasihi dan melayani Dia. Tuhan menghargai keputusan atau pilihan Anda untuk pergi ke sorga atau ke neraka.
Jika Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya, Tuhan akan menghargai keputusan Anda dan terkadang membiarkan Anda menghancurkan diri Anda sendiri.
Kisah “anak yang hilang” dibiarkan meninggalkan rumah karena sang ayah tahu bahwa hal itu lebih baik daripada membiarkan anak yang tidak menurut dan memberontak berada di rumah.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kita semua. Tetapi Dia menghargai keputusan dan kehendak orang-orang untuk menerima keselamatan-Nya atau menolak Dia!
Yohanes 3:17-18
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Markus 16:15-16
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
Tuhan memberikan manusia kehendak bebas untuk memilih dan mengambil keputusan; namun setiap pilihan dan keputusan mengandung konsekuensinya masing-masing. Apabila Anda memilih untuk mentaati Tuhan maka Anda memasuki kehidupan kehendak Tuhan yang sempurna. (dibaca: Ulangan 28:1-2, Ulangan 28:15, Matius 7:24-27)

3. Kita ingin menjadi sama seperti orang lain

1 Samuel 8:4-5
Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama dan berkata kepadanya: “Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain.”
Salah satu keinginan yang paling berbahaya adalah ingin menjadi sama seperti orang lain. Padahal Tuhan memiliki panggilan dan cara pengaturan yang khusus pada setiap orang, keluarga, gereja atau masyarakat.
Pada bangsa Israel, Tuhan memanggil bangsa ini sebagai imamat bagi bangsa-bangsa lain dan Tuhanlah sebagai rajanya yang memerintah atas umat-Nya Israel. Pemerintahan Tuhan itu melalui para hamba-hamba-Nya!
Namun bangsa ini memiliki keinginan untuk memiliki seorang raja yang memerintah atas mereka, seperti halnya dengan bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan! Tuhan memberikan apa yang menjadi keinginan hati mereka sekalipun hal ini bertentangan dengan kehendak-Nya.
Samuel membawa perkara ini kepada Tuhan.
1 Samuel 8:6-7
Waktu mereka berkata: “Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,” perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN. TUHAN berfirman kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Tuhan menjawab dan menguatkan hati Samuel bahwa sesungguhnya bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja lagi atas mereka.
Memiliki seorang raja bukanlah kehendak Tuhan yang sempurna, tetapi akhirnya Tuhan memberi mereka seorang raja. Namun akibatnya, bangsa Israel ini juatru sangat menderita di bawah pemerintahan raja-raja mereka.
Ketika kita mengikuti keinginan kita sendiri untuk menjadi seperti orang lain maka keinginan hati kita ini akan menuntun kita untuk menolak Tuhan dan kehendak-Nya yang sempurna bagi hidup kita.

4. Kesombongan

2 Tawarikh 26:21-23
Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu. Selebihnya dari riwayat Uzia, dari awal sampai akhir, ditulis oleh nabi Yesaya bin Amos. Kemudian Uzia mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di ladang dekat pekuburan raja-raja, karena ia berpenyakit kusta, kata orang. Maka Yotam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Kita seringkali menganggap bahwa kita sudah mengetahui kehendak Tuhan karena Tuhan telah memberkati dan memakai kita di masa-masa lalu. Kita berubah menjadi sombong oleh keberhasilan dan prestasi kita, kemudian kita menganggap bahwa ide-ide kita adalah ide-ide Tuhan; kehendak kita adalah kehendak Tuhan.
Kesombongan dan keangkuhan menuntun kita kepada kesalahan dan membawa kita ke dalam kehendak Tuhan yang tidak sempurna. Tidak peduli siapa pun Anda, Anda masih seorang manusia, kehendak Anda tidak serta merta adalah kehendak Tuhan. Oleh karena itu, kita harus merendahkan diri berdoa berpuasa dan mencari kehendak Tuhan yang sempurna.
Kisah raja Uzia, merupakan contoh tentang kesombongan dan keangkuhan yang menuntunnya masuk ke dalam kehendak Tuhan yang tidak sempurna.
Karena kesombongannya, Uzia menganggap bahwa ia boleh melakukan apa saja yang diinginkan oleh hatinya.
2 Tawarikh 26:16
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Raja Uzia ditegor oleh imam Azarya dan 80 orang imam yang mengikutinya dari belakang sebab ia tidak berhak untuk melakukan hal itu; bukannya bertobat dan menyesali perbuatannya justru Uzia menjadi marah. Alkitab menulis bahwa sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah Tuhan, dekat mezbah pembakaran.
Sesungguhnya bukanlah kehendak Tuhan yang sempurna bagi Uzia, raja Yehuda untuk mengakhiri hidupnya sebagai orang kusta, dikucilkan di sebuah rumah pengasingan. Uzia dikuburkan bukan dipekuburan raja-raja, sebab ia mati sebagai orang kusta. Namun oleh karena kesombongannya telah menuntun dia hidup dalam kehendak Tuhan yang tidak sempurna.
Bandingkan dengan Tuhan Yesus, teladan kerendahan hati bagi kita. Ketika Yesus menjadi manusia, Dia berkata:
Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Yohanes 6:38
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Adalah penting untuk menjadikan hal ini sebagai kerinduan Anda, yaitu tidak melakukan kehendak Anda sendiri (menyangkal diri dan pikul salib), tetapi kehendak Bapa. Apabila kita bisa mengesampingkan kehendak pribadi kita sendiri dan tunduk kepada kehendak Bapa maka Dia akan menuntun kita ke jalan yang penuh kemenangan dan kebahagiaan.
Tuhan Yesus memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Tipe Kristen

bibir seorang kristen