Diuji dan Dimurnikan

 Diuji dan Dimurnikan
 Baca: Ayub 23:1-12
23:1 Tetapi Ayub menjawab:
23:2 “Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.
23:3 Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam.
23:4 Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan.
23:5 Maka aku akan mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan-Nya kepadaku dan aku akan mengerti, apa yang difirmankan-Nya kepadaku.
23:6 Sudikah Ia mengadakan perkara dengan aku dalam kemahakuasaan-Nya? Tidak, Ia akan menaruh perhatian kepadaku.
23:7 Orang jujurlah yang akan membela diri di hadapan-Nya, dan aku akan bebas dari Hakimku untuk selama-lamanya.
23:8 Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia;
23:9 di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia.
23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.




Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. —Ayub 23:10

Ayub merasa kewalahan setelah kehilangan penghidupannya, kesehatannya, dan keluarganya. Bahkan lebih parah dari itu, meskipun Ayub sangat setia beribadah kepada Allah, ia merasa Tuhan sedang mengabaikan permohonannya. Allah seolah tidak lagi hadir dalam pengalaman hidupnya. Ayub menyatakan bahwa ia tidak menemukan Allah ke mana pun ia mencari, entah ke utara, selatan, timur, atau barat (Ayb. 23:2-9).
Di tengah keputusasaannya, Ayub mendapat pencerahan. Imannya kembali berkelip seperti nyala lilin di suatu ruang yang gelap. Ia mengatakan, “Karena [Allah] tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (ay.10). Orang Kristen sedang diuji dan dimurnikan oleh Allah, ketika Dia memakai berbagai kesulitan untuk menyingkirkan kepercayaan kita pada diri sendiri, kebanggaan diri, dan hikmat duniawi yang kita andalkan. Jika sepertinya Allah membisu selama proses pemurnian itu dan Dia tidak menjawab seruan kita yang meminta pertolongan-Nya, mungkin Dia sedang memberi kita kesempatan untuk bertumbuh semakin kuat dalam iman kita.
Penderitaan dan masalah dapat membentuk karakter yang bersinar dan teguh dalam diri kita, dan itu terjadi ketika kita mempercayai Allah di tengah kesulitan hidup kita. —Jennifer Benson Schuldt
Tuhan, tolonglah aku untuk percaya bahwa Engkau menyertaiku, bahkan di saat aku tak bisa melihat-Mu bekerja dalam hidupku. Dalam setiap penderitaanku, aku berserah pada tujuan-Mu.
Masa-masa yang menguji iman dapat menjadi masa-masa yang meneguhkan iman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Tipe Kristen

bibir seorang kristen